TANGERANG - Sesaat lagi pesta pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) akan dilaksanakan serentak di Indonesia dimana dalam masa pase Pase penjajakan calon pilihan oleh tim sukses pemenangan masing masing calon akan memanuper untuk mencari simpatik warga,
Berbagai cara dilakukan dari santunan, pemberian sembako, bahkan diacara besar keagamaan para calon kandidat akan hadir di acara tersebut sumbangan dan santunanpun akan mengisi noda noda demokrasi, itulah sekelumit kecil politik yang diterapkan para tim sukses dan para calon
Ahmad Sudita mengatakan, Pemikiran tentang politik memang sering kali dianggap rumit, terutama karena melibatkan aspek-aspek filosofis yang mendalam, seperti keadilan, kekuasaan, kebebasan, dan kesejahteraan masyarakat.
Banyak orang yang lebih memilih terjun langsung ke dalam politik praktis tanpa memahami dasar-dasar filosofisnya.
Dalam konteks ini, ada beberapa pandangan yang dapat dihubungkan dengan fenomena ini, baik dari perspektif filsafat maupun agama.
Dari perspektif filsafat, Plato dalam Republik menggambarkan pentingnya pemimpin yang memiliki pemahaman mendalam tentang ide-ide filosofis, terutama tentang keadilan.
Plato memperingatkan bahwa tanpa pengetahuan ini, para pemimpin hanya akan bertindak berdasarkan keinginan pribadi atau kepentingan sesaat.
Kemudian Dia mengusulkan konsep philosopher king (raja filsuf), yang berarti bahwa hanya mereka yang memiliki pengetahuan dan kebijaksanaan filosofis yang seharusnya memimpin.
Dalam Islam, ada juga prinsip yang menunjukkan pentingnya pemahaman yang mendalam dalam berbagai bidang, termasuk politik.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi Muhammad SAW bersabda:"Apabila suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya."(HR. Bukhari)
Baca juga:
Bahtsul Masail dan Kiai Zaini Mun'im
|
Hadis ini sering dijadikan rujukan dalam berbagai konteks, termasuk politik.
Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan atau pengelolaan suatu urusan, termasuk politik, harus berada di tangan orang-orang yang memahami dan memiliki kapasitas dalam bidang tersebut. Jika tidak, hasilnya adalah kerusakan atau ketidakstabilan.
Dalam konteks modern, banyak pengamat politik yang juga menyoroti fenomena artis atau pengusaha yang terjun ke politik tanpa pemahaman yang memadai.
Mereka mungkin memiliki popularitas atau kekayaan, tetapi tanpa pemahaman mendalam tentang apa itu politik atau prinsip-prinsip yang mendasarinya, keputusan mereka bisa tidak sesuai dengan kepentingan publik.
Dalil-dalil ini, baik dari filsafat maupun agama, menunjukkan pentingnya memiliki dasar pemahaman yang kuat dalam politik agar kepemimpinan bisa berjalan dengan baik dan menghindari kerusakan.
Jadi apapun jenis politiknya pilihan ada dihati, jangan mudah terpengaruh dengan iming iming dan janji tetapkan pilihan dan ikuti kata hati,
(Hd)